OMS perlu membaca peta revolusi informasi terkini
Organisasi masyarakat sipil harus memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
bagi pencapaian visi dan misi organisasi

Komunikasi
TIK sebagai alat dan media komunikasi organisasi yang efektif dan efisien baik bagi penguatan internal organisasi maupun perluasan jaringan para pihak.

Web
TIK sebagai basis pengembangan web yang akan membuka peluang interaksi dan penggalangan keterlibatan konstituen, donor dan masyarakat luas.

Aplikasi
TIK sebagai pilihan baru penggunaan aplikasi yang membantu operasi organisasi, mendorong terbangunnya pola kerja, pendekatan, program dan layanan baru.
-
And let me lay my cards on the table at the start by saying that in my mind there really is no more critical question facing the developing world today than how to face up to the challenges and opportunities offered by the Information Revolution, and particularly the phenomenon of the Internet. It is now the two edged sword that is leading the process of globalisation: wounding those who don’t quickly enough grasp how to use it by leaving them ever further behind, but providing unprecedented benefits for those with the courage and willingness to grasp its potential to drive change. ICT is transforming everything it touches, from politics, to business, to culture, to education and to health. And what we have seen so far is just the tip of the iceberg. But it is an iceberg the developing world is currently at more risk of crashing into than making use of.
___________________
Malloch Brown, M. The Challenge of Information and Communications Technology for Development (UNDP 2000)TIK, teknologi informasi dan komunikasi, di satu sisi akan melukai mereka yang tidak cukup cepat memahami bagaimana penggunaannya, meninggalkan mereka segera jauh di belakang, dan membiarkan mereka punah; tetapi di sisi yang lain akan memberikan manfaat yang belum pernah terbayangkan sebelumnya bagi mereka yang memiliki keberanian dan kemauan untuk memahami potensi TIK dalam mendorong perubahan.
___________________
The map of the Internet, May 2015 -
Indonesia Digital
Landscape Study 2012Studi ini dilakukan oleh ideosource, yang menyoroti kenaikan GDP Indonesia dan lahirnya kelas menengah baru ke-3 terbesar di dunia sebagai pengungkit pertumbuhan media, pengguna internet, penggunaan mobile phone, yang kemudian memperbesar peluang volume online advertizing dan juga volume transaksi komersial online secara luar biasa bagi Indonesia masa depan. Baca juga referensi: The Asian Media Landscape is Turning Digital. Nielsen 2012
Indonesia Digital
Landscape 2013Presentasi Merah Cipta Media ini tergolong sangat lengkap, dimulai dengan demografi populasi online, perilaku pengguna internet, mobile internet, social network dan e-commerce. Indonesia adalah peringkat ke-8 pengguna internet terbanyak di dunia, pengguna Facebook terbesar ke-4, peringkat ke-5 terbesar pengguna Twitter dengan tingkat pertumbuhan akun tertinggi. Kota Jakarta dan Bandung adalah kota dengan pengguna Twitter teraktif ke-1 dan ke-6 di dunia!
Indonesia Social Media
LandscapeDalam presentasi ini Enda Nasution menggambarkan perkembangan media sosial dari waktu ke waktu. Perkiraan peningkatan drastis pengguna internet di Indonesia (167,5 juta pada 2015) menjadi basis bagi data jumlah populasi dan perilaku pengguna Twitter, Facebook dan Blog di Indonesia. Juga diberikan gambaran potensi manfaat yang luar biasa bagi penggunaan media sosial di Indonesia, sekaligus juga masalah dan tantangan yang mungkin akan kita hadapi ke depan.
Ready for Indonesia’s
Digital Future?Indonesia dengan cepat muncul sebagai kekuatan ekonomi dunia. Peluang yang tidak boleh ditangani dengan cara sama dengan apa yang bekerja di pasar negara berkembang lainnya. Accenture menunjukkan bahwa pasar di Indonesia didorong oleh konsumen. Siapapun harus memahami harapan kelompok warga digital, di perkotaan dan juga yang terus bertumbuh di pedesaan. Apa saja yang perlu dipersiapkan agar kita dapat berkembang bersama masyarakat digital Indonesia 2020?
Landscaping Mobile Social
Media and PaymentsIni adalah studi yang ditulis oleh Tom Boellstorff dan rekan – 2013, IMTFI, tentang ‘tiga persimpangan’ dari smartphone, situs jaringan social dan jual beli online di Indonesia, negara terpadat keempat dan rumah untuk lebih banyak Muslim daripada negara lainnya. Indonesia berada diambang hadirnya praktek perdagangan online, dengan konsekuensi timbulnya berbagai masalah yang mengikuti. Studi ini membantu kita sekali lagi memahami kontrasnya perubahan yang terjadi kini.
How to Reach
Indonesian?Dalam presentasi untuk GDP Venture ini, Danny Oei Wirianto kembali memaparkan besarnya potensi pasar internet di Indonesia (83,6 juta pengguna, 33% penetrasi dari total populasi, komposisi 51% urban & 49% rural). Presentasi ini menggambarkan 3 jenis platform web, yaitu sosial/komunitas, hiburan dan komersial. Walaupun dokumen ini banyak mengulas sector komersial, namun kerangka kerja tersebut sangat dapat diadaptasi bagi upaya penguatan dan pemberdayaan komunitas.
-
Apa makna peta terkini Revolusi Informasi bagi organisasi masyarakat sipil di Indonesia?
Masyarakat kini telah serba terhubung. Kondisi ini kemudian mendorong lahirnya begitu banyak komunitas baru. Sebuah komunitas modern kini tidak dapat lagi dipantau detil keanggotaannya. Sebuah komunitas bukan lagi merupakan ruang eksklusif dan mengikat. Ruang komunitas kini lebih mirip ruang datar yang terbuka, tempat bagi siapapun yang berminat dan tertarik untuk dari sekedar menghampiri, menjenguk, menyapa; hingga terlibat aktif.
Secara intuitif, setiap komunitas terbentuk berdasarkan latar kesamaan tertentu, lalu secara bersama mereka menetapkan tujuan dan nilai-nilai komunitas, memilih posisi dan peran yang akan dimainkan, menetapkan batas-batas wilayah, membangun swa-tata-kelola dalam ruang komunitas, mengatur soal keanggotaan dan perilaku anggota, dan ujungnya adalah menetapkan kegiatan-kegiatan apa yang akan mereka jalankan dalam masa pertumbuhan mereka bersama. Komunitas adalah bagian dari masyarakat sipil itu sendiri.
Melalui teknologi informasi dan komunikasi modern, rentang jarak OMS dengan masyarakat sipil yang harus mereka wakili kini menjadi mungkin untuk dipupus dalam waktu pendek dan segera.
Lanskap terhubung baru dengan tatanan yang sama sekali baru melahirkan kemungkinan untuk penggandaan kekuatan gerakan OMS secara berlipat. Jejaring antara OMS, komunitas dan warga masyarakat akan semakin menguatkan posisi dan peran masyarakat sipil di Indonesia.
Akan tetapi, revolusi ini juga akan dapat membuat OMS kehilangan posisi dan perannya dalam peta lanskap, jika OMS tidak mampu segera mendefinisikan ulang arah dan strategi organisasi dengan cerdas dan matang.
OMS berdiri, bergerak dan bertumbuh sesuai dengan visi dan misi masing-masing organisasi berbasiskan sumber daya organisasi yang dimiliki.
Beberapa pilar sumber daya yang menentukan keluasan dan kedalaman ruang gerak OMS secara tradisional adalah: dukungan pendanaan, sumber daya manusia, serta data dan informasi. Peta dukungan pendanaan OMS dalam waktu singkat telah begitu bergeser. OMS tidak bisa lagi sepenuhnya bersandar pada dukungan lembaga donor. Partisipasi dan keterlibatan publik, bahkan kini telah jauh lebih berharga. Kemitraan, jejaring, aliansi ataupun sindikasi telah menjadi tuntutan strategi yang sangat penting.
Selain untuk memperkuat jangkauan dan akses OMS terhadap komunitas dan masyarakat luas, serta selain sebagai alat komunikasi dan negoisasi yang efektif antara OMS dengan sektor pemerintah dan bisnis); OMS kini dituntut untuk mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai salah satu sumber daya internal organisasi.
TIK sebagai salah satu sumber daya organisasi memiliki daya ungkit bagi sumber daya organisasi yang lain.Pada aspek sumber daya keuangan, TIK memungkinkan peningkatan akuntabilitas organisasi melalui peningkatan efektifitas, akurasi dan ketepatan waktu, serta juga memungkinkan terwujudnya penggalangan dana publik.Pada aspek sumber daya manusia, TIK akan mendorong pengelolaan sumber daya manusia secara lebih tertata, terpantau dan terarah.
TIK juga akan membantu setiap personil melalui penggunaan perangkat atau aplikasi berbasis TIK yang tepat.Tidak berhenti pada bentuk pengelolaan data dan informasi, kini pengelolaan pengetahuan merupakan salah satu aset baru yang berharga bagi organisasi. TIK akan membantu pengelolaan data dan informasi, pengembangan serta pendokumentasian pengetahuan, baik pada tingkat konstituen, individu, organisasi maupun jaringan OMS.
Masyarakat sipil adalah salah satu dari tiga pilar tata kelola pembangunan, selain sektor pemerintah dan sektor swasta/bisnis. Arah dan ukuran keberhasilan pembangunan Indonesia sekarang ini akan sangat ditentukan seberapa besar irisan sinergi yang dapat diwujudkan bersama oleh tiga pihak pelaku pembangunan tersebut.
Peran sektor masyarakat sipil (OMS) di Indonesia menjadi sangat penting, karena kompleksitas permasalahan dan kondisi yang dihadapi membutuhkan ruang dialog yang cukup setara serta partisipasi aktif dari masyarakat.
Perubahan lingkungan eksternal telah memberikan pesan kuat bagi seluruh OMS di Indonesia. Penguasaan TIK oleh OMS menjadi salah satu syarat keberlangsungan organisasi dalam situasi keterbatasan sumber daya. Keterbatasan akan memunculkan iklim keterbukaan kompetisi; dan hanya organisasi terbaik yang akan tinggal. TIK akan menjadi faktor pembeda yang menentukan konstalasi OMS masa depan Indonesia.
-
Tujuan penggunaan TIK bagi OMS memiliki dua dimensi yang diharapkan dapat bekerja secara simultan
Dimensi pertama adalah TIK sebagai alat pemacu akses dan perluasan jangkauan OMS terhadap jaringan, komunitas dan masyarakat sipil; serta alat komunikasi yang efektif antara OMS, sektor pemerintah dan sektor bisnis.
Dimensi kedua adalah TIK sebagai pendorong perbaikan tata kelola internal organisasi, sekaligus pengganda kekuatan pilar sumber daya organisasi yang lain yaitu sumber daya keuangan, sumber daya manusia, serta data, informasi dan pengetahuan.
-
Kerangka utilisasi TIK bagi OMS didasarkan pada terpenuhinya dua kondisi pemungkin: ketersediaan infrastruktur teknologi dan sumber daya pendukung.
KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI. Teknologi memungkinkan proses-proses dalam organisasi diselenggarakan dengan lebih efisien dan efektif dan akan mencakup aspek sebagai berikut:
- Ketersediaan komputer dan piranti lunak secara memadai,
- Ketersediaan ‘jaringan’ yang menghubungkan komputer-komputer dalam organisasi,
- Ketersediaan koneksi internet sebagai penghubung organisasi dengan dunia luar.
KETERSEDIAAN DUKUNGAN SUMBER DAYA. TIK sebagai salah satu sumber daya organisasi memiliki daya ungkit bagi sumber daya organisasi yang lain.
Namun penguasaan dan penggunaan teknologi ini bagi organisasi juga sangat membutuhkan dukungan sumber daya organisasi yang lain tersebut, terutama pada aspek keuangan dan sumber daya manusia.
Ketersediaan sumber daya pendukung meliputi:
- Tingkat pemahaman, keterampilan dan keahlian sumber daya manusia secara memadai dalam penggunaan TIK,
- Ketersediaan kebijakan dan sistem manajemen TIK dalam organisasi,
- Ketersediaan dana pendukung yang cukup,
- Ketersediaan sistem pendukung eksternal bagi penggunaan TIK.