M
eskipun kondisi-kondisi ekonomi menunjukkan bahwa tuntutan akan samudra biru semakin meningkatkan ada keyakinan umum bahwa perusahaan yang mencoba bergerak melampaui ruang industri yang sudah ada akan memiliki peluang sukses lebih kecil. Bagaimana perusahaan bisa secara sistematis memaksimalkan kesempatan dan, pada saat yang bersamaan, meminimalkan risiko dari merumuskan dan menerapkan strategi samudra biru?
Jika Anda tidak memiliki pemahaman tentang prinsip-prinsip memaksimalkan kesempatan dan meminimalkan risiko yang mendorong penciptaan samudra biru, hambatan bagi inisiatif samudra biru Anda akan lebih besar.
Tentu saja, setiap strategi pasti berisiko. Strategi selalu melibatkan peluang dan risiko, baik itu inisiatif samudra biru maupun samudra merah. Tetapi, saat ini, medan permainan sangat tidak seimbang, dengan kecenderungan lebih berat pada alat dan kerangka kerja analitis untuk berhasil dalam samudra merah.
Semua hal ini terus berlangusung, samudra merah akan tetap mendominasi agenda strategis perusahaan, meskipun tuntutan bisnis untuk menciptakan samudra biru kian mendesak.
Mungkin, hal ini menjelaskan kenapa meski ada seruan-seruan sebelumnya kepada perusahaan untuk melangkah melampaui ruang industri yang ada, perusahaan belum menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi ini secara serius.
Buku ini berupaya mengupas ketakseimbangan itu berdasarkan sebuah metodologi untuk mendukung tesis kami. Di sini, kami menampilkan prinsip-prinsip dan kerangka kerja analitis untuk berhasil dalam samudra biru.
Bab 2 memperkenalkan kerangka kerja dan alat analisis penting untuk menciptakan samudra biru. Meskipun alat-alat tambahan diperkenalkan seperlunya dalam bab-bab lain, alat-alat analisis dasar inilah yang digunakan di seluruh buku.
Perusahaan bisa membuat perubahan proaktif dalam industri atau fundamental pasar melalui penerapan terencana dari alat-alat dan kerangka kerja samudra biru ini, yang didasarkan pada isu-isu tentang peluang dan risiko.
Bab-bab berikutnya memperkenalkan berbagai prinsip pendorong keberhasilan merumuskan dan menerapkan strategi samudra biru serta menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip itu, bersama dengan alat-alat analisis, bisa ditetapkan.
Ada empat prinsip pemandu keberhasilan merumuskan strategi samudra biru. Bab 3 hingga Bab 6 membahas empat prinsip itu secara bergantian. Bab 3 mengidentifikasi jalan-jalan yang bisa Anda tempuh untuk secara sistematis menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya dalam beragam domain industri dan, karenanya, memperkecil risiko pencarian (searchrisk).
Bab ini mengajarkan Anda cara membuat kompetisi menjadi tak relevan dengan mencermati enam batasan konvensional tentang persaingan guna membuka samudra biru yang penting secara komersial. Enam jalan ini berfokus pada pencermatan terhadap industri alternatif, kelompok strategis, kelompok pembeli, tawaran produk dan jasa lengkap, orientasi fungsional emosional industri, dan bahkan waktu.
Bab 4 menunjukkan bagaimana merancang proses perencanaan strategis perusahaan untuk bergerak melampaui perbaikan statistik menuju inovasi nilai. Bab ini memberikan alternatif bagi proses perencanaan strategi yang sudah ada, yang sering dikritik sebagai praktik pengolahan-angka dan memasung perusahaan pada upaya menghasilkan perubahan statistik. Prinsip ini dapat membatasi risiko perencanaan. Dengan menggunakan pendekatan visual yang mendorong Anda untuk berfokus pada gambaran besar daripada tenggelam dalam angka dan jargon, bab ini menawarkan proses perencanaan empat-tahap yang bisa Anda jadikan landasan membangun sebuah strategi yang menciptakan dan menangkap peluang samudra biru.
Bab 5 menunjukan bagaimana memaksimalkan ukuran samudra biru. Untuk menciptakan pasar permintaan baru dengan ukuran terbesar, bab ini menentang praktik konvensional yang membidik segmentasi lebih tajam guna memenuhi preferensi pelanggan yang sudah ada. Praktik itu sering kali berujung pada pasar dengan target yang semakin kecil. Sebaliknya, bab ini menunjukkan kepada Anda cara mengagregasikan (mengumpulkan) permintaan. Caranya bukanlah dengan berfokus pada perbedaan yang memisahakan pelanggan, melainkan dengan memanfaatkan kesamaan yang kuat di antara nonpelanggan demi memaksimalkan ukuran dari samudra biru yang diciptakan serta memaksimalkan jumlah permintaan yang tumbuh, sekaligus meminimalkan risiko skala (scale risk).
Bab 6 membeberkan rancangan strategi yang memungkinkan Anda tak hanya memberikan lompatan nilai bagi khalayak pembeli, tapi juga membangun sebuah model bisnis lestari yang mampu memetik laba dari samudra biru yang sedang diciptakan perusahaan. Bab ini mengulas risiko model bisnis. Ia menerangkan rangkaian di mana Anda harus menciptakan sebuah strategi untuk memastikan bahwa Anda dan pelanggan Anda sama-sama memetik manfaat ketika Anda menciptakan wilayah bisnis baru. Strategi yang demikian mengikuti rangkaian utilitas, harga, biaya dan pengadopsian.
Bab 7 dan 8 membahas prinsip-prinsip yang mendorong penerapan-efektif strategi samudra biru. Secara khusus, Bab 7 memperkenalkan apa yang disebut kepemimpinan tipping point. Kepemimpinan tipping point menunjukkan kepada manajer bagaimana memobilisasi organisasi untuk mengatasi hambatan-hambatan utama organisasi dalam menerapkan strategi samudra biru. Bab ini lebih berkenan dengan risiko organisasi. Bab ini memampangkan bagaimana pemimpin dan manajer bisa mengatasi hambatan kognitif, sumber daya, motivasional, dan politis, meskipun di tengah sumber daya dan waktu yang terbatas, dalam menerapkan strategi samudra biru.
Bab 8 menandaskan pentingnya mengintegrasikan eksekusi ke dalam penyusunan strategi, sehingga dapat memotivasi orang untuk bertindak menurut dan melaksanakan strategi samudra biru secara berkeseinambungan dalam organisasi. Bab ini memperkenalkan apa yang kami sebut proses yang adil (fair process). Karena strategi samudra biru melambangkan langkah menjauh dari status quo, bab ini menunjukkan bagaimana proses yang adil itu memfasilitasi pembuatan strategi dan eksekusi dengan memobilisasi orang untuk melakukan kerja sama sukarela yang dibutuhkan dengan melaksanakan strategi samudra biru. Bab ini membahas perihal risiko manajemen yang lekat dengan sikap dan perilaku orang.
Disarikan dari buku: Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru), W. Chan Kim, Renee Mauborgne.