M
engapa orang tampak tidak suka kepada kultur kaum muda dan medianya. Orang menjadi defensif ketika terancam oleh sesuatu yang baru dan yang tidak mereka pahami. Inovasi-inovasi historis dan perubahan-perubahan pola pikir sering diterima dengan sikap dingin, bahkan sikap melecehkan Kepentingan pribadi seseorang atau segolongan biasa menentang perubahan.
Sama seperti para pendukung fisika Newton yang bersikap menentang teori relativitas umum Einstein, para tokoh media tradisional umumnya skeptis, setidaknya, terhadap media baru. Baik media film maupun media cetak pernah menunjukkan kegerahan yang mencolok terhadap televisi. Baby boomer dahulu pernah tampil sebagai ancaman besar bagi para orangtua mereka.
Generasi-generasi terdahulu tidak merasakan kemewahan dalam bentuk masa remaja yang diperpanjang; setelah masa kanak-kanak yang pendek, anak-anak langsung masuk ke lapangan kerja. Akan tetapi baby boomer dibesarkan dalam zaman yang relatif makmur dan menempuh pendidikan sekian tahun lebih lama daripada orangtua mereka. Mereka mempunyai waktu untuk mengembangkan kultur muda mereka sendiri.
Rock ‘n’ roll, rambut gondrong, pawai-pawai protes, busana aneh, dan gaya hidup baru membuat orangtua mereka gelisah. Mereka juga mempunyai sebuah medium baru yang dapat digunakan untuk mengomunikasikan kultur mereka-televisi. Sekarang giliran para boomer merasa gelisah. Sebuah generasi baru telah muncul, dengan nilai-nilai baru, dan generasi ini memahami media baru dengan cara yang jauh lebih baik daripada para boomer sendiri. Situasi yang telah berkembang merupakan kesenjangan generasi yang klasik.
Tidak mengherankan Anda menyaksikan begitu banyak kebingungan dan rasa tidak aman di kalangan generasi boomer, belum lagi semua buku, artikel, dan acara televisi bernada miring yang diarahkan kepada kaum muda saat ini serta kepada kultur dan media baru Generasi Internet.Saya berpendapat bahwa, secara keseluruhan, Internet telah menjadi sesuatu yang baik bagi mereka, satu hal yang paling menonjol. Net Gener sedang melakukan sebuah kesalahan serius, dan kebanyakan tidak menyadarinya.
Mereka memberikan informasi pribadi mereka pada situs-situs jaringan sosial dan ke tempat-tempat lain, dan dengan berbuat demikian mereka membahayakan kerahasiaan pribadi mereka di masa mendatang. Mereka berkata kepada saya bahwa mereka tidak peduli, itu Cuma masalah berbagi.
Akan tetapi saya harus berbicara sebagai orang yang berpengalaman. Entah berpeluang menduduki jabatan senior di perusahaan besar atau di lembaga pemerintahan. Menurut saya mereka harus bangun, sekarang, dan menjadi sadar tentang sejauh mana mereka boleh berbagi sehingga kelak mereka tidak menyesal akibat beredarnya informasi yang seharusnya mereka rahasiakan.
Anda juga akan membaca bahwa kekhawatiran-kekhawatiran lain lebih rumit dan memerlukan tanggapan lebih serius dari pihak kami, sebagai ganti bersikap sinis dan ikut menyerang serta mengejek kaum muda.
Kebanyakan kritik didasarkan pada kecurigaan dan ketakutan, biasanya dari pihak yang lebih tua. Ketakutan itu barangkali dapat dimaklumi. Web zaman sekarang, di tangan Generasi Internet yang fasih dalam teknologi dan fokus pada komunitas, telah menjadi kekuatan untuk mengguncang masyarakat dan menumbangkan otoritas di banyak jalan kehidupan.
Begitu informasi mengalir secara bebas dan orang-orang memiliki sarana untuk membagikannya secara efektif dan menggunakannya untuk mengorganisasikan diri, hidup yang kita kenal akan menjadi berbeda.
Sekolah-sekolah, universitas-universitas, dunia niaga, dunia usaha, bahkan dunia politik akan harus menyesuaikan diri terhadap gaya generasi ini dalam mengerjakan banyak hal, dan dalam pandangan saya, itu akan baik. Keluarga-keluarga juga akan menghadapi tantangan baru sewaktu anak-anak mereka mengeksplorasi dunia di luar sana secara online. Hidup, dengan kata lain, akan berubah, dan banyak orang akan menemukan bahwa perubahan itu sulit. Wajar kalau kita takut kepada sesuatu yang tidak kita mengerti.
Disarikan dari buku: Grown Up Digital, Don Tapscott. Hal: 10-12.