T
eknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) perlu mendapat perhatian lebih bagi pegiat NGO di Indonesia. Dalam perkembangannya, teknologi seperti Short Message Service (SMS), media sosial (Facebook atau Twitter) dan petisi online seringkali digunakan untuk memobilisasi massa, pengorganisasian akar rumput.
Penyebaran kampanye isu-isu strategis, pendataan jaringan kerja dan kebutuhan lainnya. Untuk itu, pengetahuan yang cukup tentang TIK sangat diperlukan dalam mendukung kerja-kerja NGO kedepannya.
Atas dasar itu, beberapa lembaga yang tergabung dalam jaringan iPlural mengadakan Workshop Website Jaringan iPlural yang diadakan di Hotel Harris, Tebet, Jakarta.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 29-31 Oktober 2015 ini, difasilitasi oleh founder TemanWeb.com, Sugeng Wibowo dan Direktur Institut Pelangi Perempuan (IPP) Kamelia Manaf.
Workshop yang diikuti oleh Eka dari GAMACCA Makasar, Noni dari LPPM Ambon, Dewi dari Bayt Al Hikmah Cirebon dan Reza dari DAMAR Lampung ini membahas tentang pengenalan Website, bagaimana memanfaatkan Media Sosial dalam jaringan iPlural dan penggunaan SMS Gateaway.
Dalam sesinya, Kamel mengatakan teknologi sekarang ini memiliki kekuatan yang besar. “Contohnya seperti kasus Mary Jane, ini membuktikan kalau kekuatan media sosial memiliki pengaruh yang besar”, ujar Kamel. Untuk itu Pegiat NGO harus bisa memaksimalkan TIK dalam mendukung kerja-kerja Advokasinya.
Tentang iPlural
iPlural adalah semangat perdamaian dalam keragaman yang diwariskan para pendahulu kita. Beberapa contoh kearifan lokal mengajarkan Tepo Seliro (tenggang rasa), Tanggung Renteng (saling membantu dalam sektor ekonomi), Piil Pasenggiri (harga diri dan perilaku baik untuk menjaga dan menegakkan martabat individu atau kelompok), Mosintuwu (gotong royong) dan Pela Gandong (hubungan kekerabatan antar lintas agama, suku dan adat).
Saya (i) adalah bagian dari keragaman (plural) di dunia ini. Ruang berbagi pendapat, pengalaman, cerita dan sejarah untuk perdamaian dalam keragaman adat istiadat, suku, agama, kepercayaan, bahasa dan tradisi untuk meneruskan (forward) keindahan budaya Indonesia melalui media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). (rls)
Sumber: cawageh.com.